Tuesday, 20 December 2011

Mari Bicara Cinta Sampai Muntah


WARNING : BACAAN INI MENGANDUNG ALKOHOL 70%, AKAN TERASA PERIH JIKA HATIMU ADA LUKA, NAMUN TERASA DINGIN JIKA HATIMU NORMAL BIASA. HENTIKAN MEMBACA JIKA TERDAPAT GEJALA MUAL-MUAL DAN PUSING. DAN SEGERA HUBUNGI DOKTER.
Awalnya ini adalah suguhan untuk seseorang yang telah mencela dalam canda.
"Kamu normal gak sih, Pik. Culun banget sampe umur segitu belum punya pacar sama sekali. Muahahaha…"
Orang yang bertampang mepet, berotak cekak, dan berpenampilan tabrak lari ini seenaknya ngomong tampa tandeng aling-aling. Aku cuma yengir males aja dengerin ocehan sampahnya. Dikiranya hebat apa dia punya pacar. Cuma orang-orang yang gak PD dengan tampilannya aja yang frustasi kalo sampai belum punya gandengan. Makanya, orang-orang kayak gitu biasanya dah kaya kecoa birahi, maen embat anak orang dan pamer mesra di sekolah, di tengah pasar, di arena adu ayam, di Facebook. Pokoknya disenbarang tempat deh. Watdehel banget kan… setau saya malah yang dah sah suami istri aja jarang ada yang gila mesra di tempat umum.
Saya sangat tau pilihan saya. Dan saya bersyukur Tuhan masih merestui pilihan saya ini. Mengumbar cintanya nanti saja jika nanti telah dimampukaNya menikah. Maka tulisan inipun menjadi netral adanya. Tidak untuk mengutuk siapapun. Saya harap, ketika nanti saya lupa dan terperangkap khilaf, ada seseorang yang mengingatkan saya tentang ini. Komitment ini. Yang tertuang dalam tulisan ini.
Maka, kalian boleh tuduh tulisan ini tentang aku, kalian boleh berprasangka kalau tulisan ini juga tentang orang yang aku kenal. Atau malah kalian pikir ini tentang kalian sendiri. Apapun yang kalian anggap, itu semua benar. Iya, benar. Karena ini tentang perasaan yang, you know.. perasaan ajaib dari negeri diatas awan yang bertebaran macam cendawan dimusim hujan di hati manusia. Satu kata yang berasal dari pecahan 5 huruf alphabet Indonesia ejaan J.S. Badudu yang telah disempurnakan; C I N T A.
1 kata yang mewakili 1000.000 rasa yang sering kali hilang arah dan tujuan dalam beraian ucapan, ungkapan dan perlakuan.
1 kata yang mewakili 1000.000 asa yang merangkum imajinasi kompulsif tentang masa depan yang indah, bercahaya dan gilang gemilang.
1 kata yang mewakili 1000.000 tema lagu yang tak jemu disenandungka dalam bait-bait yang konstan, dalam symphony yang beraneka corak aliran. Dari dahulu sampai sekarang.
1 kata yang mewakili 1000.000 risalah sastra sepanjang jalan puisi, merentang di pucuk-pucuk prosa yang tumbuh melena dalam plot cerita-cerita, dan merendam dalam gemah ripah samudra bahasa manusia.
1 kata yang mewakili 1000.000 motif prilaku manusia. Atas namanya manusia berdoa. Berjanji setia. Berdiri bak kestria. Menggelar prahara. Menghunus bara murka seperti Adam dirayu Hawa. Membunuh seperti cemburu Qabil pada Habil. Menggila semacam Qais berharap Laila. Nelangsa layaknya Alexander pada Cleopatra. Merana macam pangeran Tian Feng yang menjadi siluman terkutuk Chut Phat Kay.
Cintalah yang melegendakan kuda Troya. Lambang supermasi cinta yang dihianati. Memashurkan dongeng Shakespeare, Romeo & Juliet. ibroh cinta yang tak direstui. Mempopulerkan kisah Narsius, si Tampan dari Negeri Dewa Dewi, Yunani, yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri di telaga. Sampai mati dicemburui bidadari.
Hati yang rawan. Memandang cinta sesuatu yang manusiawi dan suci. Seolah semua terasa benar. Umbar pesona. Sapa mesra. Rayu manja. Merasa direstu Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukankah dalam aktifitas da'wah itu mempesona? Tidakah dalam salam itu menyapa? Bilakah dalam nasehat rayu berkiblat? Sunguhkah Allah merestui karena atas obral lillah wa fillah tertuai ikatan asmara?
Yang muda yang hilang massa (saya menggunakan massa, bukan masa). Target rencana bukan lagi menegakan Kalimat Allah itu bagai mana cara. Tapi menikah seperti sah karena tergesa tanpa ma'isyah dan ba'ah. Belum juga genap umurnya dua lima. Sudah lupa bagaimana sejarah berkisah tentang mereka. Lihat bagaimana Al-Fadl bin Abbas dipalingkan Rosulullah wajahnya dari sang dara jelita karena takut tergoda. Karena dewasa bukan berani mengarungi bahtera rumah tangga diusia belia. Tapi lihat bagaimana Usamah bin Zaid, diusianya yang belum juga 20 tahun, sudah dipercaya Nabi untuk menjadi panglima perang melawan Imperium Romawi yang terbesar dimasanya.
Dah ah… Bosen sok puitis dan retoris. Jelas jauh dari kesan Romantis namun dekat dengan pesan men-teroris; "Masa muda kok dayanya cuma habis sebatas gimana caranya dapet duit dan nikah. Adapun prestasi dibawah bayang-bayang lecut intruksi orang-orang tua. Punya nama sekedar nebeng Ibu Bapak. Overdosis film-film romantis. Keracunan lagu-lagu percintaan. Rencana cuma sebatas nikah, kerja, nikah, kerja. Ditempuh dengan berkasih-kasih ria. Gak punya nyali disebut pacaran. Takut dosa katanya. Tapi sok tega dengan mengaku tunangan. Padahal jelas masih kecut berumah tangga. Ini tentang bagaimana dosa dikemas paksa bermasa depan Surga."
"Jika sudah bicara cinta, lagaknya sok dewasa, tingkahnya macam kesatria, 'gunung kan ku daki, lautan kan ku sebrangi' katanya. Pandai bersilat lidah seolah cinta ini sah. Ditanya dalil Tuhannya mana? Cuma mengelak macam matador takut diseruduk kambing buta. Tidakkah Tuhan jadi nomer dua dalam cinta? Tidakkah Dia hanya jadi 'atas nama' dalam kerangka mendekati zina?
Sama seperti dusta, ada baik ada buruk. Tergantung bagaimana itu dilaksana. Sabda Rosulullah, bahwa ada tiga dusta yang diperbolehkan. Dusta suami/istri pada pasanganya karena takut kecewa. Dusta seseoarang yang berniat mengadakan Islah. Dan dusta orang yang khawatir kezholiman menimpa sudaranya.. Maka begitu juga dengan cinta, cinta itu rasanya ya sama seperti itu, hanya ada yang berkubang dosa namun ada yang menuai pahala.
Percayalah anak muda, ada banyak cinta yang indah tak terperi yang sanggup diberi tanpa harus datang dari bukan muhrim sendiri. Tengok ayah bundamu, disana ada cinta yang kita lupa. Jenguk saudara keluarga, disitu ada cinta yang kita alpa. Lihat sahabat-sahabatmu, pada mereka ada cinta yang tak teraba. Pandangi dirimu sendiri, disemuanya ada cinta Tuhan yang tak terhingga. Sudahkah cinta-cinta itu kita balas ? Tujulah sejenak kesana. Disana ada cinta yang butuh disapa mesra..
Tidakkah iri pada syuhada-syuhada belia dari ranah Palestina? Tidakkah agama butuh pemudanya untuk membela? Apakah Tuhan akan lupa bertanya, tentang masa mudamu habis untuk apa? Bukankah tertera sudah di Bagian ke-15 kisah pemuda penghuni gua?
Muntahkanlah cinta yang terlanjur tertelan itu kawan…

0 comments:

Post a Comment

Bookmarks

free counters