Tuesday 7 February 2012

Banksy The Outlaw Artist

Nyengir sambil mikir, itu yang ditimbulkan dari efek melihat karya Banksy, seorang 'Outlaw Artist' atau Street Artist dari Bristol, Inggris. Dia dikenal pertama kali sebagai seniman graffiti namun kemudian karyanya merambah banyak hal, seni installasi, cut-mix-paste dan street gallery.

Kebanyakan karya dia merupakan kritik terhadap kebijakan pemerintah Inggris, termasuk terhadap keluarga kerajaan. Siapa dia sebenarnya? Tak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, peralihan karya dia dari graffiti dengan teknik biasa menjadi teknik stensil, dikarenakan teknik stensil lebih membutuhkan waktu yang singkat dan itu membuat dia semakin sulit 'ditangkap'. Ada yang mengatakan dia adalah seorang anak dari tukang foto copy di Bristol yang kemudian menjadi artis graffiti Bristol's DryBreadZ Crew (DBZ), yang kita tahu bahwa dia lahir tahun 1974.

Banksy memulai karir sebagai Street Artist yang berbasis Bristol Underground Scene -budaya trip pop, drum and bass dan graffiti art yang lahir di Bristol awal 1990an- namun ada keunikan lainnya, karya Banksy menggabungkan keadaan/situasi yang telah ada sehingga menyatu dengan karyanya, tidak sekedar membuat graffiti, tapi menampilkan graffiti yang lebih 'ber-konteks' dan juga kebanyakan karyanya adalah sebagai media pergerakan intensional dari anti-kapitalisme, anti-fasisme, anti-totalitarian dan ateisme.

Seperti karya dia 'One Nation Under CCTV' yang dibuat di bawah sebuah kamera CCTV, atau "Flower Chucker" yang digambar sebagai kepanjangan marka jalan, atau "Tesco Flag" yang menggambarkan anak kecil yang menaikan bendera plastik kresek di sebuah tiang pipa air, atau juga karya graffiti dia di Bronx yang memanfaatkan retakan tembok sebagai gambar kuda, dlsb...

Dikarenakan perbedaan inilah, karya Banksy dianggap "tidak mengotori" kota. Tidak seperti graffiti lainnya yang sekedar karya seni, sekedar menuliskan grunge font, membuat karya abstrak tanpa konten ekspilisit, gambar cut and mix karya seni an sich, dll, dan walau banyak graffiti bertema kritik sosial sebelum Banksy, tapi karya Banksy lebih menyatu dengan latar belakang, lebih satire dan lebih bernas, banyak karya dia menggambarkan tokoh terkenal, kesatuan kehormatan kerajaan Inggris atau polisi dan militer. Banksy sering menggunakan ikon yang telah dikenal, kemudian dia pelesetkan.

Denger kabar dari teman, di Bristol karya dia di jalanan telah dianggap sebagai 'Landmark', namun tetap saja, ada karya-karya dia yang dihapus, seperti karya dia di billboard dekat stasiun bawah tanah Old Street, London -padahal karyanya itu bernilai 300.000 poundsterling. Yah perdebatan apakah street art adalah pengotoran atau sebuah seni alternatif masih perlu perdebatan panjang yang tak akan kita bahas di sini.

Banksy menjadi semakin terkenal setelah beberapa selebriti tak segan membayar mahal untuk dapat memiliki karyanya. Bintang Hollywood Angelina Jolie dan penyanyi Christina Aguilera dilaporkan telah membayar ribuan poundsterling untuk coretan Banksy sebagaimana yang tergambar pada billboard atau pagar pinggir jalan di London. Ada sebuah toko di bristol yang menjual karya-karya Banksy yang dikomodifikasi dan direproduksi menjadi sampul buku, kaos, lukisan atau yang lainnya, namun besoknya ada sebuah tulisan di kaca etalase toko tersebut yang berkata: "Tidak ada satupun karya seni di toko ini adalah karya asli Banksy, kecuali tulisan ini".

Banksy juga berkeliling dunia dan menorehkan karyanya di mana-mana, tempat yang tercatat menjadi 'galeri' Banksy adalah Inggris -sebagai negara halaman dia- diantaranya di kota London, Bristol. Palestina dan Israel, Afrika (kalo gak salah di Afrika Selatan), New York, Australia, Bayron Bay, Los Angeles, Paris, California, dan masih banyak lagi -hmm kapan akan ke Indonesia ya? Jogja?

Pada Juni tanggal 13, Banksy melakukan pameran di Bristol City Museum and Art Gallery yang mempertunjukan 100 karya Banksy terbaru, dan Banksy datang ke pameran itu tanpa diketahui siapapun, ya, Banksy berkomunikasi dengan dunia luar atau seniman lainnya melalui agen-nya.

Yang menjadi kekagumanku, Banksy tidak sekedar menorehkan sesuatu di sebuah public space, tapi dia menyadarkan kita akan sesuatu yang kita ketahui bersama tapi kita tak mau peduli. Dia seperti layaknya lampu merah di perempatan jalan, kita tahu lampu merah itu memberi tahu semua orang untuk berhenti, tapi kita tak mau tahu/tak menyadari/tak peduli bahwa lampu merah itu adalah 'waktu kerja efektif' bagi para pengemis di sana. Lampu merah tidak sekedar sebuah tanda, tapi sebuah harapan kehidupan bagi sebagian orang.

0 comments:

Post a Comment

Bookmarks

free counters