Wednesday, 30 May 2012

Kenapa Mereka Harus Musnah Dari Muka Bumi

 Twitter jelas berbeda dengan Facebook. Karenanya saya buat akun dikeduanya. Begitu juga dengan Blogspot dan Yahoo, karenanya saya tidak berminat dengan Wordpress dan Tumblr yang bagi saya keduanya cuma prototype bloging yang belum sebaik Blogspot.  Dan jika saya punya akun G Mail-pun itu karena memang ada beberapa hal yang harus mendaftar menggunakan akun itu. Masih mending ketimbang Google + yang “kecelakaan” dan Kompasiana yang iseng-iseng.
Hikmahnya adalah, dunia tidak lagi saya lihat hanya dari tempat saya tinggal. Di Facebook saya bisa melihat perkembangan pergalauan. Di twitter saya menyakisikan perkembangan pergaulan. Di blog saya bisa pamer kegalauan. Di forum-forum saya bisa nebeng kegaulan. Dan dari sana ada hal-hal yang menarik untuk di cermati. Seperti yang terjadi sewaktu Irsyad Manji ramai jadi kasus.
Ini di twitter, antara beberapa aktifis #IndonesiaTanpaJIL dan beberpa ustadz. Salah satunya Ust. Salim A. Fillah.
Berhubung Irsyad Manji membawa-bawa nama Islam dan Alqur’an sebagai pembenaran dari  penyakit orientasi sexualnya yang coba ditularkan lewat bukunya itu dan JIL adalah FPInya (Front Pembela Irsyad Manji) maka Ulil sebagai biang banyak diajak diskusi mengenai perhomoan di zaman Nabi Luth. Lewat twitter. Tangkap-tangkapan pertanyaan dan lempar-lemparan jawabanpun tak bisa dihindarkan saudara-saudara. Di twitter.
Salah satunya yang menarik adalah ketika membahas tentang kaum Nabi Luth yang diazab itu. Kita sepakat bahwa itu akibat dari prilaku per-homo-an mereka seperti yang jelas terdapat dalam surat Al Naml  ayat 54 sampai 55.  Ulil berpendapat lain (seperti biasa) bahwa akibat mereka diazab bukan karena prilaku Homonya, tapi karena sikap kaumnya yang hendak mengusir Nabi Luth dan melecehkan malaikat yang datang waktu itu. Dan dengan eleganya dia pamerkan potongan ayat selanjutnya, yakni ayat  56 dari surat An Naml tadi. "Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: 'Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; kerana sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwahkan dirinya) bersih.”
Ketika diberikan keterangan tafsirnya yang shahih, si Ulil (seperti biasa) menganggap bahwa tafsir itu tidak falid, karena toh dari manusia yang tidak ma’shum. Dan karena ajaran JIL mendakwahkan tafsiran relative, nisbi dan hak progratif perorangan serta kasuistik, maka seenak udelnya perut udang juga mereka bisa suka-suka menggunakan dalil yang sesuai hawa nafsunya. Dan sah.
Ada yang nyeletuk, “kalau kuntilanak di bacain ayat langsung ngacir, kalau JIL di kasih ayat langsung dipelintir.”
Akhirnya bahkan dalam diskusi tebuka itu banyak juga yang “ya sudahlah.. Lana ‘amaluna walakum ‘amalukum,.” Atau “Saksikanlah, bahwa kami telah menyampaikan.”
Walau begitu, masih banyak juga yang masih adu argumentasi dan ngotot. Sampai-sampai membuat manusia bernama Ulil yang bisanya tenang memprovokasipun sampai bercuap: “Susah-susah amat sih, kalo emang Homo itu dosa, kenapa gak diazab aja sekarang.”
*melongo tingkat dewa..*
Ajib banget ini orang. Persis seperti mereka yang diabadikan dalam Al Qur’an perkataanya tapi dibinasakan keberadaanya: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang- arang yang benar." (QS. al-'Ankabut: 29). Na’uzubillah minzalik…
Mereka sudah mengakarkan dalam diotak dan hati mereka bahwa kaum Homo juga sudah menjadi kehendak Allah dari lahir.
“Takdir. Jadi kita tidak punya hak untuk mengubah takdir Allah tersebut. Buktinya, hasrat mereka sebenarnya menolak, tapi mereka tidak bisa nyatanya.” Dan tak lupa mereka mencomot sepotong ayat untuk jadi dalil: “Diantara tanda-tanda keagungan Allah, ialah Dia ciptakan bagimu, dari jenis-jenismu sendiri, pasangan-pasangannya. Supaya kamu hidup tentram bersamanya, dan Allah jadikan bagimu cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya dalam hal itu ada tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berfikir”. [QS 30 : 21]
Bro.. itu ayat biasanya ada di balik undangan nikahan loh… Lengkap sudah, mereka pun akhirnya GR dengan ayat tersebut dan menasbihkan diri sebagai orang-orang yang doyan berfikir.
Jika ayat tidak mempan, bagaimana kita ikuti metode mereka yang sok logis dan cerdas itu. Bagaimana pandangan kaum logikawan yang kali ini di wakili oleh atheis mengenai dunia perhomoan. Apa pendapat mereka?
Saya cari-cari di forum yang mengkapayekan pro atheis under ground, karena selama masih warga Negara Indonesia, paling tidak mereka masih menunjukan di KTPnya bahwa kolom agama masih diisi. Nah, salah satunya yang ada di note sebelumnya tentang 10Alasan Untuk Melarang Pernikahan Gay Ala Atheisme yang alih-alih mendukung pelarangan gay malah mengkritisi alasan pelarangan tersebut dengan sindiran sarkastik. Anehnya sih rata-rata yang saya tag gak ada yang mau komentar atau paling tidak kata “tidak” lah. Entah setuju atau sebenarnya ingin menyaggah cuma gak tau apa yang disanggah. Ya sudahlah…
Kaum atheis menyadarkan keyakinan mereka pada teori evolusi yang (sok) logis.
Menurut mereka : bahwa Homoseks termasuk dalam proses evolusi gen dalam kehidupan itu sendiri. Penyebab gen homo adalah defect dari pengontrolan populasi. Karena adanya  cewek hiper  (penghasil anak banyak / fertilitas tinggi) sehingga bisa terciptanya kondisi meledaknya populasi, maka untuk menyeimbanginya munculah homoseks, untuk menekan perkembangan populasi menjadi besar.
Sebenarnya entah itu defect atau malah memang mekanisme yang harus ada di kehidupan ini untuk pengontrolan populasi atau bukan, tetap saja dinilai dari segi evolusinya yang sebagai mekanisme alam untuk penyeimbang maka kaum homo ini nihil dalam meberikan dampak positif untuk ke depan. Hanya sebatas pada tingkat supaya pertumbuhan populasi tidak menjadi besar. Tapi apa teori evolusi mendukung ini secara data dan fakta?
Kasus yang paling anyar adalah analisa terhadap pertumbuhan populasi  orang jepang yang di perkirakan sekitar satu abad mendatang akan menurun menjadi sepertiga jumlahnya dari populasi yang ada sekarang. (Cek Sumber)
Apakah ini sebab orang Jepang tumbuh menjadi manusia homo dari waktu ke waktu? (majas retoris belaka.)
Menariknya bahwa kehadiran kaum homo adalah hasil dari proses evolusi untuk menyeimbangkan populasi terbantahkan dengan faktor sosial (banyak yang menunda menikah di usia produktifitas dan meningkatnya kasus aborsi), faktor ekonomi (ketidak inginan memiliki anak karena kerisis dan lambatnya petumbuhan ekonomi), dan faktor alam (banyaknya bencana alam yang sekali terjadi merenggut ribuan jiwa sekaligus dan berkurangnya usia harapan hidup manusia karena lingkungan dan kesehatan). Proses evolusi tak membutuhkan kaum homo. Titik. Jika adapun, mereka hanya terlahir tanpa bereproduksi  dan hanya untuk mati.
Jika bukan karena evolusi, lalu dari mana datangnya? Pertanyaan penting untuk menemukan akar yang harus dicabut dan dipangkas.
Sekarang dari pandangan bahwa itu defect karena ada cewe hyper maka ada homo itu malah memberikan hipotesa kuat bahwa homo terjadi karena faktor biological defect. Artinya ketika fase janin masih berada dalam rahim, terjadi ketidak seimbangan hormon atau genetik tertentu sehingga mengubah susunan kromosom yang mengakibatkan hal demikian  itu tercipta. Artinya lagi sah mengatakan bahwa homosexual terjadi karena cacat lahir jika kita menganut penelitian yang ada tentang hal ini.
Terus, apakah cacat ini permanent atau dapat disembuhkan?
Karena cacat ini adalah cacat prilaku, maka sangat plausible hal ini bisa disamakan dengan ADHD, seri penyakit mental seperti yang diderita oleh Crayon Shichan dalam tokoh fiksi, Kurt Cobain dalam tokoh selebritas atau Thomas Alfa Edison dalam tokoh sejarah.
Oleh karena itu penyakit homosexualitas lahir bisa disembuhkan.
Namun sebab ini adalah penyakit pilaku, semacam kletomania (hasrat ingin memiliki barang orang lain), maka pihak yang berwenang dalam mengatur kemasyarakatan dalam hal ini pemerintah, tidak “harus” mengakomodasi kepentingan kaum cacat prilaku ini.
Sebab kemudian masalah mendasarnya adalah prilaku homo ini dapat ditiru dan mempengaruhi. Dalam ilmu psikologipun diketahui bahwa interaksi dengan lingkungan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Tak heran jika kaum nabi Luth adalah masyarakat yang menganggap wajar prilaku menyimpang tersebut secara massal.
Okeh, kaum atheis menganggap kisah dalam kitab suci adalah hoax.
Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa sebenarnya saat kita lahir dengan dua seks orientasi (bi-sexual) sampai ia mengalami pubertas. Lalu setelah itu, orang akan memilih seksual orientasinya sesuai dengan keinginannya.
Artinya itu sama dengan saat kita lahir kita belum mengerti bahasa atau komunikasi. Sampai kita belajar dan meniru dari lingkungan kita. Kita akan fasih berbahasa sangsekerta jika kita lahir dilingkungan Majapahit puluhan abad yang lalu. Atau kita akan fasih berbahasa Timbuktu bahkan saat kita dewasa di papua sekalipun, setelah beberapa masa kemudian karena disadari atau tidak kebutuhan akan berinteraksi dengan orang disekitar kita “memaksa” kita mengikuti prilaku dan tindakan lingkungan kita.
Oleh karena itu, perilaku homo, sangat plausible, untuk dapat menular.
Kesimpulannya, setelah mencermati bahwa prilaku gay/lesbi menurut struktur evolusi adalah diciptakan untuk mati saja dan meninjau prilaku tersebut  dapat menular sehingga bisa saja mereka menjadi “misionaris” untuk mempropagandakan gay/lesbi sebagai gaya hidup, mempengaruhi tatanan normalitas dan bisa berakibat chaos maka tindakan untuk memusnahkan kaum homo dari muka bumi sama sekali tidaklah salah.
Oleh karena itu, mengumpulkan gay, dalam satu kota, kemudian memborbadir kota tersebut dengan bom atom, sehingga menjadikan kematian mereka lebih manusiawi (cepat dan tidak menyakitkan). bukanlah hal yang tidak benar.
Dan sangat dianjurkan. :)

0 comments:

Post a Comment

Bookmarks

free counters