Ada penelitian yang tidak bisa dipertanggung
jawabkan akibatnya tapi tidak tabu dan patut untuk diperbincangkan, semua itu
akan kami kupas setajam golok (kalo silet itu buat cukur bukan kupas).
Alkisah, tersebutlah seonggok kodok (kalau
seekor itu untuk yang berekor semacam kucing atao kadal) yang mengikuti UAK (Ujian
Akhir Kehidupan).
Maap kalo BB gan... :)) |
Ujiannya adalah mengisi dua buah wadah berisi
air dengan suhu berbeda. Pertama, si kodok yang entah berasal dari sawah atau
malah wujud dari pangeran terkutuk ini dimasukan kedalam wadah dengan suhu
mencapai 70° Celsius. Tak perlu ditebak lagi, si kodok spontan menunjukan
keahliannya melompat melebihi pocong rata-rata. Air yang mendidih panas membuat sang kodok
mengerti bahwa ia telah dihianati karena itu ia hendak beralih hati dan baskom.
Di wadah ke dua, yang berisi air dengan suhu
kamar sekitar 25°-26° Celsius, si kodok menikmati
hidupnya. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit suhu air mulai di naikan.
Dari 26° hingga 30°. Si kodok
masih santai ngojai. Dinaikan hingga 40°, dia masih santai jijay. Begitu
juga ketika di nanikan lagi suhunya sampai 50°-60°. Tetap tidak ada reaksi
lebay, semacam kepanikan ingat anak istrinya aja gitu tiba-tiba yang entah
sudah pergi kemana mencari alamat palsu. Hingga akhirnya ketika dinaikan sampai
70° Celsius seperti suhu di wadah pertama itu, semua sudah terlambat. Tiba-tiba
dia mati terebus sebelum menyadari bahwa kepanasan itu nggak baik buat
kehidupan.
Mengapa kodok
bereaksi seperti hal demikian itu tersebut begitu? (Jawabannya tidak serumit
pertanyaanya loh..)
Karena eh
karena, system syaraf di kulit kodok yang berfungsi sebagai perasa suhu,
tekanan dll terhadap kondisis luar mencoba beradaptasi dengan suhu sekitarnya. Maka
ketika suhu pelan-pelan naik merambat dan mulai bertambah hot, syaraf –syarafnya-pun
terus beranjak berusaha beradaptasi dengan suhu air. Sampai akhirnya
pelan-pelan juga syarafnya mulai kebal karena terendam air yang mulai memanas perlahan.
Dan keburu tewas di kediamannya yang naas tersebut tanpa menyadari bahwa
panasnya sudah tidak lagi bersahabat dengan daging mentah seperti di wadah
pertama.
*Mengheningkan
cipta… dimulai.
Begitu juga
manusia, bereaksi terhadap perubahan system, style dan situasi lingkungannya.
Akan menolak mentah-mentah ketika semua itu mendadak ‘dangdut’ berbeda warna,
berubah aroma dan lain rasa. Namun apa yang terjadi jika gelap datangnya
perlahan seperti senja meleyapkan cahaya?
Dahulu kala,
yang namanya Indonesia ini dari Sabang sampai Marauke-nya bersyistem raja-raja.
Monarki. Di buku IPS kelas lima masih ada nama Kutai Kertanegara sebagai
kerajaan tertua di Kalimantan. Tarumanegara di barat jawa hingga Sriwijaya FC
di Sumatera. Sampaipun akhirnya di patok juga lapak Nusantara dari peta dunia
oleh gajah Mada sang legenda Majapahit berkuasa. Kalaupu sekiranya SBY
mencalonkan diri dari seorang tentara menjadi penguasa di masa itu dengan syistem
mencoblos daun singkong sebagai surat suara dan lidi sebagai pakunya, sudah
pasti bakal banyak yang massa yang mengusungnya keliling kampung sambil
diteriaki “bento.. bentoo.. bentoo..” Orang gila, oramg gila orang gila.
Sebelum akhirnya di buang ke lembah nista dan merana dengan kecewa beserta luka
juga lara lalu bertemu Lala dengan bunda perinya yang janda. *beda cerita.
Demikianlah.
Jika system juga style (gaya/cara) tidak berada pada waktu dan tempat yang
tepat. Adalah bukan hasil namanya jika proses bukan bagiannya. Tabrakan insidenya
jika sebuah benda bertemu dengan benda lain dengan kecepatan tak terkira dan tanpa
sempat mengeja. Sentuhan namanya jika ia bertemu dengan lainnya dengan perlahan
dan waktu yang menjeda. *saya juga gak ngerti ngomong apa -_-“
Intinyamah
retakan gelas ada jika air yang kita tuang adalah panas dan tiba-tiba. Tempelan
tangan di pipi bisa berarti dua. Tamparan atau usapan. Tergantung seberapa
kecepatan tangan mencapai pipi, hitungan detik atau pekan. *lama amat.
Butuh jeda.
Butuh waktu yang mungkin mengistilahkan dirinya “lama” untuk merubah arah,
mengganti tujuan dan membalikan keadaan. Kebutuhan itu biasa akrab kita sapa
sebagai PROSES.
Masyarakat
dimana kita berada sekarang adalah yang dulunya pernah berada di masa “tau diri”.
Dimana para penguasanya sadar diri seperti rakyatnya yang mengerti posisi. Dimana
kemudian juga pernah ada masa dimana rok mini itu tabu dan pacaran itu malu. Lalu
bagaimana kemudian bisanya semua menjadi kebalikan? Apa dengan cara tiba-tiba
datangnya Lady Diana dengan rok mini (FYI : Doi pernah berkunjung ke Indonesia
tahun 90-an dan gak pake rok mini di dalem metro mini dan pergi ke Taman mini) membuat
bangsa ini berhasrat mendatangkan Lady Gaga kemasan you can see?
Kuasa
menguasai dan pengaruh mempengaruhi adalah piala bagi mereka yang menang
perang. Kalau kita diserang kemudian berhasil bertahan, itu namanya impas,
bukan menang. Maka terkuasai dan terpengaruhinya kita saat ini adalah bukti
bahwa kita kalah perang sebelum bertanding, aliasnya nyerah dan pasrah. Itu
masih mending, parahnya lagi bahkan kita tidak tau dan sadar perang apa yang
sudah, sedang dan akan kita hadapi. Maka izinkan saya membuat tarian selamat
datang di perbatasan ini. Batas antara sadar dan tidak mengerti, batas antara
tau dan tidak ambil peduli, batas antara barisan pasukan dengan gerombolan
pengembala kelinci (jinak, menyenangkan dan porno. *apalah…).
Lari ke atas
panggung, rebut mic emseh-nya, tendang penyanyi dangdutnya dan proklamirkan : "Selamat Datang Calon Peserta Didik Tahun 2012 di Perang Pemikiran, Idealisme
dan System.
Gimana, kaget
gak?? *ngarep
Gak kaget
kan?! *pesimis
Iyalah gak
kaget, orang saya sudah kasih clue-nya kok dari awal. Gak tiba-tiba, ya kan.!! *maksa
Begitu juga
yang terjadi pada perang ini, silent war. Tak seberapa sadar sudah terbawa arus
namun tiba-tiba sudah terombang ambing di lautan. Tak merasa sedang ditutup
mata dan telingan namun tiba-tiba sudah di dalam peti kita terbaring di sana.
Seperti kaus kodok diatas, enggan terombang ambing digulung ombak, tidk mau
terbaring di dalam peti namun tidak tau dan tidak mau tau arus ini kemana
arahnya, tutup mata dan telinga ini kemana akhirnya. Adaptasi kita terhadap
lingkungan seperti ini adalah racun yang mematikan kita pelan-pelan dan
menyenangkan.
Dalam salah
satu postingan videonya, The Arrival, yang mengulas secara komperhensif dan
terpercaya tentang konspirasi Iluminatri mengkondisikan dunia dalam New World
Order-nya, melemparkan pertanyaan retoris: “Bagaimana mungkin masyarakat bisa
menerima pemimpin berpenampilan aneh dengan mata satunya dan didukung dunia ?”
Pernah liat
Uya Emang Kuya “ngamen” dong.. HIpnotis atau kemampuan mempengaruhi orang tidak
serta merta terjadi seketika. Ada fase dimana korban ditawari “memecahkan
masalahnya”. Ketika korban mempersilakan peluang itu, maka tahap selanjutnya
lebih mudah, diminta melakukan instruksi proses agar “masalahnya terselesaikan”
dengan cara “lihatlah gambar gangsing item putih muter-muter di I Pad..” atau “entar
kalau liat tisu kebakar anda harus tidur, jangan teriak-teriak ‘ada api, ada
api, tolooonngg… kebakaraaan..!!”Di fase ini korban nrimo dan mengiyakan
alur materi lewat indra penglihatannya. Apa setelah ini si korban bisa langsung
diajak marathon Ambon Papua? Owh tunggu dulu, kita lihat masih ada fase sugesti
korban ditengah ekstase enak-enaknya korban menikmati hidup (tidur). Kita liat
juga si Kuya memberikan sugestinya tidak hanya sekali, tapi berkali-kali dengan
cepat tapi jelas pesannya. Dan tebak apa selanjutnya? Yup, anda benar. Iklan.
Ketika tiap
hari kita dicekoki oleh media yang mau tidak mau kita bakal pingin tau, maka
mulai dari iklan, sinetron, movie, manga, K drama, musik sampai berita ada
dimana sebuah sugesti disampaikan dengan singkat tapi jelas dan berulang-ulang.
Misal: Mujahidin = Teroris. Pacaran = Enak dan wajib. Artis = Kesuksesan hidup.
Obat penurun panas = bodrex. Extra Joss = Laki. Anti kerut anti bocor = Carmbody
fit Cat water proof. Dll.
Apa kalian
cukup menyimak?
Di postingan saya sebelumnya. Symbologis. Menerangkan seberapa
pengaruh sugesti terus menerus dan tanpa kita sadari itu secara bawah sadar
akan menuntun kita untuk melakukan tindakan yang sesuai instruksi mereka.
Contohnya
adalah symbol pyramid dengan one eye diatasnya. Kita sadar ini symbol milik
kaum Dajjal. Kadang warna birupun juga diipretasikan sebagai warna “Zionis”
seperti Facebook dan twetter.
Bagai mana
dengan logo radio milik umat Islam yang ini.?
Hasil dari “sugesti” tersebutkah?
Atau apa? Saya belum dapat jawaban resmi dari pihak terkait sehubungan dengan
logo tersebut.
Jadi, ya di
perang ini fikiran kita digenosidakan dari kritis menilai, menta’ati agama dan
bertindak benar. Secara menyeluruh dan perlahan namun pasti juga meyakinkan.
Maka bangkitlah
wahai pemuda-pemudi Indonesia. Bangkit bukan untuk datengin konser, tapi
memenuhi ruang seminar dan thalabul ‘ilmi. Bukan untuk unjuk rasa menuntut ini
memaksa itu dengan rewel, tapi bersuaralah dengan solusi, berjalanlah dengan amal
bakti dan saling merangkul bahu untuk sebuah visi dan misi. Meneruskan rantai
perjuangan panjang para Nabi dan Da’I, Islam yang bersemi dan berseri di
seluruh hamparan bumi. Bismillah watawakkal ‘alallahi…
Jika mereka
menawarkan narkotika dan melegalkan ganja untuk kesenangan yang membawa
kesakitan dan kematian, maka yang kita tawarkan adalah ibadah puasa yang menyehatkan
dan berpahala.
Jika mereka
menawarkan seks bebas dan pacaran sebagai alamat palsu cinta kacangan, maka
yang kita sebarkan adalah nikah dini dengan cara syar’I yang memenangkan kasih
dan sayang yang berkepanjangan dunia akherat. *Aamiii..nnn (kenceng banget)
Jika mereka
menawarkan music dan hiburan yang melalaikan dan melebaykan, yang kita tawarkan
adalah keindahan menyenandungkan zikir, do’a dan lantunan al Qur’an yang
menentramkan hati dan fikiran.
Kemudian jika
mereka menyerang islam terlalu kolot dan tidak zaman, tunjukan bahwa dalam
tuntunan qur’an dan sunnahnya ada kajian ilmu pengetahuan yang dalam.
Jika mereka
menganggap Islam itu kelam dan kejam, beritahukan bahwa lebah yang mengasilkan
madu dan merubungi bunga-bunga di taman juga mampu menyengat pada waktu dan
sasaran yang tepat.
Masih juga
mereka mencela Islam hanya agama rumahan bukan untuk tatanan kehidupan maka
buktikan bahwa Islam bukan hanya rukuk sujud, puasa, haji. Islam juga system kehidupan,
ideology peradaban dan ke-rahmat-an untuk semesta alam.
Islam itu
indah, sebuah keindahan yang tak bisa kita nilai seperti mawar, merah merona
diatasanya namun berduri tangkai penyangganya. Terbeli dengan harga murah dan
terbuang begitu saja ketika layunya. Bukan itu sodara sodara…
Indahnya itu
seperti intan permata, indah berkilau disemua sudut pandangan mata, kuat
menggores mata baja namun tetap elegan menghias lebut kulit sang juwita.. #Halahh…
Islam itu
sempurna, indah dan yah, mahal harga memperjuangkannya.
klo udah ada Konfirmasi dari Logo tsb, harap beritahukan saya juga yah..
ReplyDelete*sama2 penasaran
@Usamajundie : tanya aja langsung, kan lu deket..
ReplyDelete