Friday, 1 June 2012

Pangeran Kodok Dan Perang Pemikiran

Ada penelitian yang tidak bisa dipertanggung jawabkan akibatnya tapi tidak tabu dan patut untuk diperbincangkan, semua itu akan kami kupas setajam golok (kalo silet itu buat cukur bukan kupas).
Alkisah, tersebutlah seonggok kodok (kalau seekor itu untuk yang berekor semacam kucing atao kadal) yang mengikuti UAK (Ujian Akhir Kehidupan).
Maap kalo BB gan... :))
Ujiannya adalah mengisi dua buah wadah berisi air dengan suhu berbeda. Pertama, si kodok yang entah berasal dari sawah atau malah wujud dari pangeran terkutuk ini dimasukan kedalam wadah dengan suhu mencapai 70° Celsius. Tak perlu ditebak lagi, si kodok spontan menunjukan keahliannya melompat melebihi pocong rata-rata.  Air yang mendidih panas membuat sang kodok mengerti bahwa ia telah dihianati karena itu ia hendak beralih hati dan baskom.
Di wadah ke dua, yang berisi air dengan suhu kamar sekitar  25°-26° Celsius, si kodok menikmati hidupnya. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit suhu air mulai di naikan. Dari 26° hingga 30°. Si kodok masih santai ngojai. Dinaikan hingga 40°, dia masih santai jijay. Begitu juga ketika di nanikan lagi suhunya sampai 50°-60°. Tetap tidak ada reaksi lebay, semacam kepanikan ingat anak istrinya aja gitu tiba-tiba yang entah sudah pergi kemana mencari alamat palsu. Hingga akhirnya ketika dinaikan sampai 70° Celsius seperti suhu di wadah pertama itu, semua sudah terlambat. Tiba-tiba dia mati terebus sebelum menyadari bahwa kepanasan itu nggak baik buat kehidupan.
Mengapa kodok bereaksi seperti hal demikian itu tersebut begitu? (Jawabannya tidak serumit pertanyaanya loh..)
Karena eh karena, system syaraf di kulit kodok yang berfungsi sebagai perasa suhu, tekanan dll terhadap kondisis luar mencoba beradaptasi dengan suhu sekitarnya. Maka ketika suhu pelan-pelan naik merambat dan mulai bertambah hot, syaraf –syarafnya-pun terus beranjak berusaha beradaptasi dengan suhu air. Sampai akhirnya pelan-pelan juga syarafnya mulai kebal karena terendam air yang mulai memanas perlahan. Dan keburu tewas di kediamannya yang naas tersebut tanpa menyadari bahwa panasnya sudah tidak lagi bersahabat dengan daging mentah seperti di wadah pertama.
*Mengheningkan cipta… dimulai.
Begitu juga manusia, bereaksi terhadap perubahan system, style dan situasi lingkungannya. Akan menolak mentah-mentah ketika semua itu mendadak ‘dangdut’ berbeda warna, berubah aroma dan lain rasa. Namun apa yang terjadi jika gelap datangnya perlahan seperti senja meleyapkan cahaya?
Dahulu kala, yang namanya Indonesia ini dari Sabang sampai Marauke-nya bersyistem raja-raja. Monarki. Di buku IPS kelas lima masih ada nama Kutai Kertanegara sebagai kerajaan tertua di Kalimantan. Tarumanegara di barat jawa hingga Sriwijaya FC di Sumatera. Sampaipun akhirnya di patok juga lapak Nusantara dari peta dunia oleh gajah Mada sang legenda Majapahit berkuasa. Kalaupu sekiranya SBY mencalonkan diri dari seorang tentara menjadi penguasa di masa itu dengan syistem mencoblos daun singkong sebagai surat suara dan lidi sebagai pakunya, sudah pasti bakal banyak yang massa yang mengusungnya keliling kampung sambil diteriaki “bento.. bentoo.. bentoo..” Orang gila, oramg gila orang gila. Sebelum akhirnya di buang ke lembah nista dan merana dengan kecewa beserta luka juga lara lalu bertemu Lala dengan bunda perinya yang janda. *beda cerita.
Demikianlah. Jika system juga style (gaya/cara) tidak berada pada waktu dan tempat yang tepat. Adalah bukan hasil namanya jika proses bukan bagiannya. Tabrakan insidenya jika sebuah benda bertemu dengan benda lain dengan kecepatan tak terkira dan tanpa sempat mengeja. Sentuhan namanya jika ia bertemu dengan lainnya dengan perlahan dan waktu yang menjeda. *saya juga gak ngerti ngomong apa -_-“
Intinyamah retakan gelas ada jika air yang kita tuang adalah panas dan tiba-tiba. Tempelan tangan di pipi bisa berarti dua. Tamparan atau usapan. Tergantung seberapa kecepatan tangan mencapai pipi, hitungan detik atau pekan. *lama amat.
Butuh jeda. Butuh waktu yang mungkin mengistilahkan dirinya “lama” untuk merubah arah, mengganti tujuan dan membalikan keadaan. Kebutuhan itu biasa akrab kita sapa sebagai PROSES.
Masyarakat dimana kita berada sekarang adalah yang dulunya pernah berada di masa “tau diri”. Dimana para penguasanya sadar diri seperti rakyatnya yang mengerti posisi. Dimana kemudian juga pernah ada masa dimana rok mini itu tabu dan pacaran itu malu. Lalu bagaimana kemudian bisanya semua menjadi kebalikan? Apa dengan cara tiba-tiba datangnya Lady Diana dengan rok mini (FYI : Doi pernah berkunjung ke Indonesia tahun 90-an dan gak pake rok mini di dalem metro mini dan pergi ke Taman mini) membuat bangsa ini berhasrat mendatangkan Lady Gaga kemasan you can see?
Kuasa menguasai dan pengaruh mempengaruhi adalah piala bagi mereka yang menang perang. Kalau kita diserang kemudian berhasil bertahan, itu namanya impas, bukan menang. Maka terkuasai dan terpengaruhinya kita saat ini adalah bukti bahwa kita kalah perang sebelum bertanding, aliasnya nyerah dan pasrah. Itu masih mending, parahnya lagi bahkan kita tidak tau dan sadar perang apa yang sudah, sedang dan akan kita hadapi. Maka izinkan saya membuat tarian selamat datang di perbatasan ini. Batas antara sadar dan tidak mengerti, batas antara tau dan tidak ambil peduli, batas antara barisan pasukan dengan gerombolan pengembala kelinci (jinak, menyenangkan dan porno. *apalah…).
Lari ke atas panggung, rebut mic emseh-nya, tendang penyanyi dangdutnya dan proklamirkan : "Selamat Datang Calon Peserta Didik Tahun 2012 di Perang Pemikiran, Idealisme dan System.
Gimana, kaget gak?? *ngarep
Gak kaget kan?! *pesimis
Iyalah gak kaget, orang saya sudah kasih clue-nya kok dari awal. Gak tiba-tiba, ya kan.!!  *maksa
Begitu juga yang terjadi pada perang ini, silent war. Tak seberapa sadar sudah terbawa arus namun tiba-tiba sudah terombang ambing di lautan. Tak merasa sedang ditutup mata dan telingan namun tiba-tiba sudah di dalam peti kita terbaring di sana. Seperti kaus kodok diatas, enggan terombang ambing digulung ombak, tidk mau terbaring di dalam peti namun tidak tau dan tidak mau tau arus ini kemana arahnya, tutup mata dan telinga ini kemana akhirnya. Adaptasi kita terhadap lingkungan seperti ini adalah racun yang mematikan kita pelan-pelan dan menyenangkan.
Dalam salah satu postingan videonya, The Arrival, yang mengulas secara komperhensif dan terpercaya tentang konspirasi Iluminatri mengkondisikan dunia dalam New World Order-nya, melemparkan pertanyaan retoris: “Bagaimana mungkin masyarakat bisa menerima pemimpin berpenampilan aneh dengan mata satunya dan didukung dunia ?”
Pernah liat Uya Emang Kuya “ngamen” dong.. HIpnotis atau kemampuan mempengaruhi orang tidak serta merta terjadi seketika. Ada fase dimana korban ditawari “memecahkan masalahnya”. Ketika korban mempersilakan peluang itu, maka tahap selanjutnya lebih mudah, diminta melakukan instruksi proses agar “masalahnya terselesaikan” dengan cara “lihatlah gambar gangsing item putih muter-muter di I Pad..” atau “entar kalau liat tisu kebakar anda harus tidur, jangan teriak-teriak ‘ada api, ada api, tolooonngg… kebakaraaan..!!”Di fase ini korban nrimo dan mengiyakan alur materi lewat indra penglihatannya. Apa setelah ini si korban bisa langsung diajak marathon Ambon Papua? Owh tunggu dulu, kita lihat masih ada fase sugesti korban ditengah ekstase enak-enaknya korban menikmati hidup (tidur). Kita liat juga si Kuya memberikan sugestinya tidak hanya sekali, tapi berkali-kali dengan cepat tapi jelas pesannya. Dan tebak apa selanjutnya? Yup, anda benar. Iklan.
Ketika tiap hari kita dicekoki oleh media yang mau tidak mau kita bakal pingin tau, maka mulai dari iklan, sinetron, movie, manga, K drama, musik sampai berita ada dimana sebuah sugesti disampaikan dengan singkat tapi jelas dan berulang-ulang. Misal: Mujahidin = Teroris. Pacaran = Enak dan wajib. Artis = Kesuksesan hidup. Obat penurun panas = bodrex. Extra Joss = Laki. Anti kerut anti bocor = Carmbody fit Cat water proof. Dll.
Apa kalian cukup menyimak?
Di postingan saya sebelumnya. Symbologis. Menerangkan seberapa pengaruh sugesti terus menerus dan tanpa kita sadari itu secara bawah sadar akan menuntun kita untuk melakukan tindakan yang sesuai instruksi mereka.
Logo Mata Satu: Zionis
Contohnya adalah symbol pyramid dengan one eye diatasnya. Kita sadar ini symbol milik kaum Dajjal. Kadang warna birupun juga diipretasikan sebagai warna “Zionis” seperti Facebook dan twetter.
Bagai mana dengan logo radio milik umat Islam yang ini.? 
Hasil dari “sugesti” tersebutkah? Atau apa? Saya belum dapat jawaban resmi dari pihak terkait sehubungan dengan logo tersebut.
Jadi, ya di perang ini fikiran kita digenosidakan dari kritis menilai, menta’ati agama dan bertindak benar. Secara menyeluruh dan perlahan namun pasti juga meyakinkan.
Maka bangkitlah wahai pemuda-pemudi Indonesia. Bangkit bukan untuk datengin konser, tapi memenuhi ruang seminar dan thalabul ‘ilmi. Bukan untuk unjuk rasa menuntut ini memaksa itu dengan rewel, tapi bersuaralah dengan solusi, berjalanlah dengan amal bakti dan saling merangkul bahu untuk sebuah visi dan misi. Meneruskan rantai perjuangan panjang para Nabi dan Da’I, Islam yang bersemi dan berseri di seluruh hamparan bumi. Bismillah watawakkal ‘alallahi…
Jika mereka menawarkan narkotika dan melegalkan ganja untuk kesenangan yang membawa kesakitan dan kematian, maka yang kita tawarkan adalah ibadah puasa yang menyehatkan dan berpahala.
Jika mereka menawarkan seks bebas dan pacaran sebagai alamat palsu cinta kacangan, maka yang kita sebarkan adalah nikah dini dengan cara syar’I yang memenangkan kasih dan sayang yang berkepanjangan dunia akherat. *Aamiii..nnn (kenceng banget)
Jika mereka menawarkan music dan hiburan yang melalaikan dan melebaykan, yang kita tawarkan adalah keindahan menyenandungkan zikir, do’a dan lantunan al Qur’an yang menentramkan hati dan fikiran.
Kemudian jika mereka menyerang islam terlalu kolot dan tidak zaman, tunjukan bahwa dalam tuntunan qur’an dan sunnahnya ada kajian ilmu pengetahuan yang dalam.
Jika mereka menganggap Islam itu kelam dan kejam, beritahukan bahwa lebah yang mengasilkan madu dan merubungi bunga-bunga di taman juga mampu menyengat pada waktu dan sasaran yang tepat.
Masih juga mereka mencela Islam hanya agama rumahan bukan untuk tatanan kehidupan maka buktikan bahwa Islam bukan hanya rukuk sujud, puasa, haji. Islam juga system kehidupan, ideology peradaban dan ke-rahmat-an untuk semesta alam.
Islam itu indah, sebuah keindahan yang tak bisa kita nilai seperti mawar, merah merona diatasanya namun berduri tangkai penyangganya. Terbeli dengan harga murah dan terbuang begitu saja ketika layunya. Bukan itu sodara sodara…
Indahnya itu seperti intan permata, indah berkilau disemua sudut pandangan mata, kuat menggores mata baja namun tetap elegan menghias lebut kulit sang juwita.. #Halahh…
Islam itu sempurna, indah dan yah, mahal harga memperjuangkannya.

2 comments:

  1. klo udah ada Konfirmasi dari Logo tsb, harap beritahukan saya juga yah..
    *sama2 penasaran

    ReplyDelete
  2. @Usamajundie : tanya aja langsung, kan lu deket..

    ReplyDelete

Bookmarks

free counters