Fetih 1453 adalah sebuah film sejarah
epik yang dibuat di Turki. Film yang dibuat dengan US$ 17 juta atau
sekitar Rp 158 miliar ini menceritakan tentang pembebasan Bizantium
(Romawi Timur) dengan ibukotanya Konstantinopel (Istambul) oleh Sultan
Mehmed II (Muhammad Al-Fatih). Dengan biaya sebesar itu menjadikan Fetih
1453 sebagai film termahal yang pernah dibuat sepanjang sejarah
perfilman Turki.
Film ini dibuat mulai September 2009 dan
baru selesai Januari 2011. Rencana akan mulai ditayangkan diseluruh
dunia mulai 17 Pebruari 2011. Dan yang akan pertama kali menyambutnya
adalah Mesir, Turki, Uni Emirat Arab, Kazakstan, Ajerbaizan, Inggris,
Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Georgia, Macedonia, dan Rusia.
Film yang dibintangi oleh Devrim Evin
sebagai pemeran Sultan Al-Fatih ini disutradarai oleh Faruk Asoy dengan
beberapa aktor lainnya seperti İbrahim Çelikkol sebagai Ulubatli Hasan,
Recep Aktuğ sebagai Constantine XI, dan lain sebagainya yang sebagian
besar berasal dari Turki.
Strategi Perang Yang “Gila”
Hari Jumat, 6 April 1453 M, Sultan
Muhammad II bersama gurunya Syaikh Aaq Syamsudin, beserta tangan
kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke
Konstantinopel dari berbagai penjuru benteng kota tersebut dengan
berbekal 150.000 ribu pasukan dan meriam teknologi baru pada saat itu.
Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk islam atau
menyerahkan penguasaan kota secara damai dan membayar upeti atau pilihan
terakhir yaitu perang. Constantine menjawab bahwa dia tetap akan
mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan
Giovani Giustiniani dari Genoa.
Kota dengan benteng lebih dari 10 meter
tersebut memang sulit ditembus, di sisi luar benteng pun dilindungi
oleh parit 7 meter. Dari sebelah barat pasukan artileri harus membobol
benteng dua lapis, dari arah selatan Laut Marmara pasukan laut Turki
harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah
timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah
dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak
bisa lewat.
Lalu bagaimana akhirnya merela bisa membobol pertahanan Constantine? Sebuah ide ”tergila” pada masa itu dan taktik ini diakui sebagai taktik
peperangan (warfare strategy) yang terbaik di dunia oleh para sejarawan
barat sendiri.
Kontroversi Film Fetih 1453
Kontroversi tentang film Fetih 1453 muncul dari belahan Eropa sana,
yaitu Yunani. Masyarakat Yunani terkesan tidak terima ketika film Fetih
ingin menunjukan sebuah kebenaran sejarah yang memfaktakan bahwa tidak
selamanya Islam selalu dalam posisi kalah dan Yunani selalu dalam posisi
menang dan kstaria. Sebagian besar dari mereka bahkan menghendaki Fetih
1453 dilarang beredar di Yunani.
0 comments:
Post a Comment