Seindah apapun hurup terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan salig menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengn jantung yang tak dipakai 2 kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.
Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabia tak ingin tersandung.
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.
(Dewi Lestari - Spasi)
I took from book Charity for Indonesia "Hapuslah Air Matamu". An antology by Qonita Musa and friends.
"Bulan November 2010 buku itu beredar, aku sangat bersyukur dan bahagia, yang lebih aku syukuri dan tak bisa aku ungkapkan dengan untaian kata buku itu 100% untuk sumbangan bencana alam. Buku yang mengisahkan tentang kesedihan dan keterbatasan dalam menjalani liku-liku kehidupan membuat buku itu menginspirasi setiap pembacanya. Hampir setiap pembaca buku itu tak kuat menahan linangan air mata. Buku yang di tulis Qonita Musa, Akhi Dirman Al amin, Saya, Armi s leanis, Cipta arief wibawa,Ida Fitri D, Monica Anggen, Naqiyyah Syam, Amanda Ratih p, Dewi Irianti, Dwi ella, Binta el Mamba, Mukhanif yasin yusuf, Evatya luna, Murti yuliastuti, Anne Adzekia, Qodriea, Sutono Adiwerna, Shabrina WS, Ami Susiani, Ratna Dwi kumala sari, Sukei Darel Aksa, Miyosi Ariefiansyah, Amerul Rizki, Dian Onasis, Syahrizal Bakhtiar, Awy’A Qolawun, Puspita Ayuningtyas, Dito Anugroho, Nyruput qohwah . Sahabat –sahabat fb itu merupakan kebanggaan tersendiri bagiku. Rasa syukur Allah swt dan ucapan terimakasihku pada mereka tak henti-hentinya aku ucapkan." (Sofi Bramasta)
NB: Coba cari nama saya di deratan penulisnya :) Ini buku antologi pertama saya yang banyak dapet stetment dari penulis-penulis besar.
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan salig menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengn jantung yang tak dipakai 2 kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.
Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabia tak ingin tersandung.
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.
(Dewi Lestari - Spasi)
I took from book Charity for Indonesia "Hapuslah Air Matamu". An antology by Qonita Musa and friends.
"Bulan November 2010 buku itu beredar, aku sangat bersyukur dan bahagia, yang lebih aku syukuri dan tak bisa aku ungkapkan dengan untaian kata buku itu 100% untuk sumbangan bencana alam. Buku yang mengisahkan tentang kesedihan dan keterbatasan dalam menjalani liku-liku kehidupan membuat buku itu menginspirasi setiap pembacanya. Hampir setiap pembaca buku itu tak kuat menahan linangan air mata. Buku yang di tulis Qonita Musa, Akhi Dirman Al amin, Saya, Armi s leanis, Cipta arief wibawa,Ida Fitri D, Monica Anggen, Naqiyyah Syam, Amanda Ratih p, Dewi Irianti, Dwi ella, Binta el Mamba, Mukhanif yasin yusuf, Evatya luna, Murti yuliastuti, Anne Adzekia, Qodriea, Sutono Adiwerna, Shabrina WS, Ami Susiani, Ratna Dwi kumala sari, Sukei Darel Aksa, Miyosi Ariefiansyah, Amerul Rizki, Dian Onasis, Syahrizal Bakhtiar, Awy’A Qolawun, Puspita Ayuningtyas, Dito Anugroho, Nyruput qohwah . Sahabat –sahabat fb itu merupakan kebanggaan tersendiri bagiku. Rasa syukur Allah swt dan ucapan terimakasihku pada mereka tak henti-hentinya aku ucapkan." (Sofi Bramasta)
NB: Coba cari nama saya di deratan penulisnya :) Ini buku antologi pertama saya yang banyak dapet stetment dari penulis-penulis besar.
0 comments:
Post a Comment